Kemajuan dalam Sistem Pendidikan Kamboja

1. Reformasi Pendidikan Guru

Pada Februari 2025, Kementerian Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kamboja (MoEYS) bersama UNESCO meluncurkan Rencana Strategis Reformasi bonus slot Pendidikan Guru 2024–2030. Rencana ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guru melalui program pelatihan pra-jabatan selama empat tahun dan pengembangan profesional berkelanjutan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan status profesional guru dan menarik individu yang berkualitas ke dalam profesi ini.

2. Peningkatan Pendidikan STEM

Pemerintah Kamboja menekankan pentingnya pendidikan dalam bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). Program-program STEM diperkenalkan di berbagai tingkat pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di era digital dan meningkatkan daya saing negara di pasar global.

3. Pengembangan Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi menjadi prioritas untuk membekali siswa dengan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja. Program pelatihan dalam bidang teknologi informasi, teknik, perhotelan, dan pariwisata telah dikembangkan dengan dukungan dari lembaga internasional dan sektor swasta.

4. Digitalisasi dan Pembelajaran Jarak Jauh

Integrasi teknologi digital ke dalam sistem pendidikan telah meningkatkan akses pembelajaran, terutama di daerah pedesaan. Penggunaan platform e-learning dan pembelajaran jarak jauh memungkinkan siswa mengakses materi pendidikan berkualitas tanpa batasan geografis.

Tantangan yang Masih Dihadapi

1. Keterbatasan Infrastruktur dan Fasilitas

Banyak sekolah, terutama di daerah terpencil, masih kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang memadai, peralatan belajar, dan akses ke teknologi. Hal ini menghambat proses pembelajaran yang efektif dan merata di seluruh negeri.

2. Kekurangan Tenaga Pengajar Berkualitas

Kurangnya guru yang terlatih dan berkualitas menjadi salah satu hambatan utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Gaji yang rendah dan kurangnya pelatihan membuat profesi guru kurang diminati, terutama di daerah pedesaan.

3. Ketimpangan Gender dalam Pendidikan

Meskipun ada peningkatan partisipasi pendidikan bagi perempuan, ketimpangan gender masih menjadi isu. Anak perempuan di beberapa daerah cenderung putus sekolah lebih awal karena tekanan sosial dan ekonomi.

4. Rendahnya Partisipasi di Pendidikan Menengah dan Tinggi

Meskipun tingkat partisipasi di pendidikan dasar cukup tinggi, banyak siswa yang tidak melanjutkan ke jenjang menengah dan tinggi karena faktor ekonomi dan kurangnya akses.

Sistem pendidikan di Kamboja sedang mengalami transformasi positif dengan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan. Namun, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, kekurangan tenaga pengajar, dan ketimpangan gender masih perlu diatasi. Dengan komitmen pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak, Kamboja memiliki potensi untuk membangun sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas di masa depan.